Rla Brand Management

Author name: RLA Digital Marketing

Gen Z dan Merek: Pilih yang Populer, yang Personal, atau yang Bikin Jatuh Cinta?

Gen Z dan Merek: Pilih yang Populer, yang Personal, atau yang Bikin Jatuh Cinta? Gen Z ini unik. Mereka bukan tipe yang gampang kepincut iklan TV kayak generasi sebelumnya. Iklan parfum dengan pria berdasi yang naik kuda? Meh. Iklan mi instan dengan tagline “selalu di hati”? Mungkin, tapi harus relatable. Buat mereka, branding itu bukan cuma soal logo keren atau tagline catchy, tapi soal rasa koneksi—seolah-olah brand itu punya kepribadian dan bisa diajak ngobrol. Makanya, kalau kita bicara branding, ada dua jalur utama: mass branding yang menyasar semua orang, dan niche branding yang lebih spesifik dan eksklusif. Pertanyaannya, di zaman sekarang, mana yang lebih efektif? Dan lebih penting lagi, mana yang lebih cuan? Mass Branding: Merek Pasaran yang Main di Skala Besar Mass branding ini ibarat warung tegal—siapa aja bisa mampir, menunya banyak, harganya terjangkau. Strategi ini sering dipakai oleh merek-merek besar yang pengen produknya ada di mana-mana, dari mal mewah sampai warung pinggir jalan. Contohnya? Coca-Cola, McDonald’s, Unilever. Mereka nggak peduli kamu anak sultan atau sobat hemat, semua bisa jadi target. Tapi ada satu masalah: di mata Gen Z yang suka autentisitas, mass branding bisa terasa terlalu generik. Kalau brand-nya nggak punya cerita yang kuat, kesannya jadi kayak “brand biasa” yang nggak ada jiwa. Ini tantangan besar, karena sekarang orang lebih suka sesuatu yang terasa lebih personal dan punya nilai yang lebih dari sekadar jualan. Niche Branding: Eksklusif, Tapi Punya Fanbase Loyal Nah, kalau mass branding itu kayak warteg, niche branding lebih kayak kedai kopi artisan yang cuma buka di jam tertentu dan pake biji kopi yang namanya ribet. Targetnya jelas: orang-orang yang punya kebutuhan spesifik dan nggak keberatan bayar lebih demi pengalaman yang lebih personal. Contohnya, Sensatia Botanica yang fokus ke skincare berbahan alami. Mereka tahu banget kalau konsumennya bukan cuma nyari pelembap, tapi juga kepedulian terhadap lingkungan. Atau Burgreens, yang menjual makanan nabati buat orang-orang yang peduli kesehatan dan keberlanjutan. Konsumen mereka nggak banyak, tapi loyalnya luar biasa. Keunggulan niche branding? Mereka bisa membangun komunitas yang solid, karena konsumennya merasa jadi bagian dari “keluarga” yang punya visi dan nilai yang sama. Tapi, butuh waktu dan usaha ekstra buat bisa berkembang. Gen Z: Konsumen yang Gampang Bosan, Tapi Setia Kalau Udah Nyaman Kenapa Gen Z itu krusial buat strategi branding? Karena mereka nggak asal beli, tapi benar-benar mikirin brand mana yang pantas mereka dukung. Beberapa alasan kenapa mereka susah-susah gampang buat ditaklukkan: Mereka lebih percaya komunitas daripada iklan. 51% Gen Z lebih suka brand yang punya komunitas aktif di media sosial. Mereka peduli sama nilai dan dampak sosial. Sustainability, kesehatan mental, inklusivitas—semua ini bisa jadi faktor penentu loyalitas mereka. Mereka lebih gampang terpengaruh influencer daripada billboard di jalan. Rekomendasi dari kreator konten lebih dipercaya dibanding iklan tradisional. Jadi, buat brand yang mau menggaet Gen Z, jangan cuma jual produk, tapi bangun hubungan. Strategi Hybrid: Gabungan Mass dan Niche yang Bisa Jadi Solusi Beberapa brand sudah mulai menerapkan strategi hybrid, alias gabungan mass dan niche branding. Adidas, misalnya, tetap jadi brand global, tapi juga membangun koneksi lebih dalam dengan komunitas olahraga tertentu lewat kolaborasi dengan atlet dan kreator konten. Gimana cara mengadopsi strategi ini? Storytelling yang kuat – Jangan cuma jual barang, tapi kasih cerita yang relate sama audiens. Bangun komunitas – Manfaatkan media sosial, forum, atau event buat bikin konsumen merasa jadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Jaga keseimbangan – Merek tetap bisa menjangkau khalayak luas tanpa kehilangan keunikannya. Mau pilih mass branding atau niche branding? Jawabannya: tergantung brand kamu mau jadi apa. Kalau mau jadi brand besar yang menjangkau banyak orang, mass branding bisa jadi pilihan. Tapi kalau mau lebih eksklusif dan punya komunitas yang loyal, niche branding lebih cocok. Yang jelas, di era Gen Z ini, branding nggak bisa sekadar jualan. Harus ada cerita, komunitas, dan koneksi yang bikin konsumen merasa bahwa mereka bukan sekadar pembeli, tapi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Jadi, sudah siap membangun branding yang bikin Gen Z jatuh cinta? Artikel, Digital Marketing Gen Z dan Merek: Pilih yang Populer, yang Personal, atau yang Bikin Jatuh Cinta? 25 March 2025 Work Inosport Apparel Social Media Management 19 March 2025

Gen Z dan Merek: Pilih yang Populer, yang Personal, atau yang Bikin Jatuh Cinta? Read More »

Inosport Apparel Social Media Management

Inosport Apparel Social Media Management Project : Inosport Apparel Scoop of Work : Branding & Social Media Management Inosport Apparel adalah produsen konveksi yang mengkhususkan diri dalam pembuatan jersey olahraga kustom. Mereka menawarkan layanan desain sesuai permintaan pelanggan, menggunakan bahan premium yang adem dan nyaman, serta menjamin warna yang tajam dan presisi. Inosport Apparel juga membuka kesempatan bagi reseller dan distributor, dengan pengiriman yang mencakup seluruh Indonesia. Untuk memperkuat kehadiran digital dan meningkatkan interaksi dengan audiens, kami dipercaya untuk mengelola strategi media sosial serta pembuatan konten yang relevan dan menarik. Dalam proyek ini, kami mengembangkan konsep komunikasi yang dinamis, menciptakan konten visual dan copywriting yang mampu meningkatkan awareness, interaksi, dan loyalitas pelanggan. Melalui strategi storytelling, pemanfaatan tren terkini, serta pendekatan berbasis data, kami memastikan setiap konten mampu membangun koneksi dengan target pasar Inosport Apparel. Hasil dari kolaborasi ini adalah pertumbuhan signifikan dalam keterlibatan audiens, peningkatan brand recognition, serta penguatan positioning Inosport Apparel sebagai produsen jersey olahraga kustom yang inovatif dan terpercaya di industri.

Inosport Apparel Social Media Management Read More »

Silungkang Playground Website

Silungkang Playground Website Project : Silungkang Playground Website Scoop of Work : Website Development Silungkang Playground adalah destinasi rekreasi edukatif yang menghadirkan pengalaman bermain yang interaktif, aman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Untuk meningkatkan visibilitas dan kemudahan akses informasi bagi pengunjung, kami dipercaya untuk mengembangkan website resmi Silungkang Playground yang informatif, responsif, dan user-friendly. Dalam proyek ini, kami merancang dan membangun website yang tidak hanya menampilkan informasi penting seperti wahana, fasilitas, dan lokasi, tetapi juga menghadirkan pengalaman digital yang menarik dan mudah dinavigasi. Dengan desain yang modern dan intuitif, kami memastikan bahwa website ini mampu mencerminkan identitas brand Silungkang Playground sebagai destinasi keluarga yang edukatif dan inovatif. Melalui pengembangan website ini, Silungkang Playground kini memiliki platform digital yang lebih profesional untuk menjangkau lebih banyak pengunjung, memberikan informasi yang lebih jelas, serta meningkatkan interaksi dengan pelanggan melalui fitur-fitur yang mendukung kenyamanan pengguna.

Silungkang Playground Website Read More »

RLA International Islamic Boarding School (IIBS)

RLA International Islamic Boarding School (IIBS) Project : RLA IIBS Scoop of Work : BRAND MANAJEMEN RLA International Islamic Boarding School (IIBS) adalah institusi pendidikan berbasis Islam yang mengusung konsep pembelajaran modern dengan standar internasional. Dengan komitmen untuk mencetak generasi unggul yang berakhlak, berwawasan global, dan melek teknologi, RLA IIBS terus berinovasi dalam sistem pendidikan serta penguatan identitasnya sebagai sekolah berasrama Islam bertaraf internasional. Sebagai mitra dalam brand management, kami membantu membangun strategi komunikasi yang mampu merepresentasikan visi dan misi RLA IIBS. Melalui optimalisasi branding visual, storytelling yang kuat, serta strategi pemasaran digital yang relevan, kami memastikan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam modern yang diterapkan di RLA IIBS tersampaikan dengan efektif kepada orang tua, calon siswa, dan masyarakat luas. Kolaborasi ini menghasilkan peningkatan awareness terhadap RLA IIBS sebagai sekolah berasrama Islam unggulan, membangun persepsi positif, serta memperkuat daya saingnya di tingkat nasional maupun internasional.

RLA International Islamic Boarding School (IIBS) Read More »

Identitas Kampus Teknologi Masa Depan

Identitas Kampus Teknologi Masa Depan Project : UPI YPTK PADANG Scoop of Work : BRAND MANAJEMEN UPI YPTK Padang adalah salah satu institusi pendidikan tinggi swasta unggulan di Sumatera Barat yang berkomitmen menjadi kampus terbaik dan terdepan, khususnya dalam penerapan pembelajaran berbasis teknologi di berbagai jurusan. Untuk memperkuat positioning ini, kami dipercaya untuk mengelola strategi brand management yang mampu merepresentasikan keunggulan dan inovasi yang diusung oleh UPI YPTK Padang. Melalui pendekatan berbasis nilai dan teknologi, kami merancang strategi komunikasi yang menyoroti keunggulan kampus dalam integrasi teknologi dalam pembelajaran. Dari penguatan identitas visual, storytelling brand, hingga optimalisasi platform digital, kami memastikan bahwa citra UPI YPTK Padang semakin dikenal sebagai kampus yang inovatif dan siap mencetak lulusan yang kompetitif di era digital. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan visibilitas brand UPI YPTK Padang, tetapi juga membangun persepsi positif di kalangan calon mahasiswa, akademisi, serta mitra industri yang mencari institusi pendidikan dengan pendekatan modern dan berbasis teknologi.

Identitas Kampus Teknologi Masa Depan Read More »

Menguak Strategi Ruangguru di Balik Kesuksesan Clash of Champions

Huswatun Ijtiha 14/08/2024 Menguak Strategi Ruangguru di Balik Kesuksesan Clash of Champions Siapa yang nggak kenal Clash of Champions dari Ruangguru? Acara yang selalu jadi hot topic dan bisa viral di mana-mana! Selain mengangkat nama Ruangguru, Clash of Champions juga sukses mendongkrak penjualan produk-produk mereka. Tapi, apa sih yang bikin Clash of Champions jadi sebegitu booming-nya? Kuncinya ada pada strategi cerdas Ruangguru dalam memanfaatkan media sosial dan platform digital sebagai ajang promosi. Yuk, kita bahas bagaimana strategi-strategi ini bisa bikin Clash of Champions jadi fenomenal! Adaptasi dari Program Reality Show Korea Clash of Champions merupakan versi Indonesia dari program reality show Korea Selatan, University War. Adaptasi ini menunjukkan bagaimana Ruangguru mengambil inspirasi dari konsep internasional yang sudah terbukti sukses, kemudian memodifikasinya agar sesuai dengan budaya dan pasar Indonesia.  Dengan menyesuaikan format acara ini, Ruangguru berhasil menciptakan program yang terasa segar dan relevan bagi audiens lokal, sekaligus menjaga elemen kompetitif dan interaktif yang membuat acara aslinya populer. Pemanfaatan Media Sosial Secara Cerdas Ruangguru jago banget memanfaatkan Instagram dan TikTok untuk membangun antusiasme dan meningkatkan awareness tentang Clash of Champions. Dengan membagikan teaser, cuplikan acara, dan konten interaktif, mereka berhasil menarik perhatian audience. Selain itu, mereka juga menjadikan media sosial sebagai tempat di mana pengguna bisa berinteraksi langsung, seperti melalui voting, quiz,live teaching dan saling berbagi pengalaman. Ini nih yang bikin acaranya jadi semakin seru dan viral. Mendorong Partisipasi yang Lebih Aktif Salah satu kekuatan dari Clash of Champions adalah kemampuannya untuk membuat audiens merasa terlibat secara langsung. Dengan mengintegrasikan voting langsung melalui media sosial, pengguna bisa memilih peserta favorit mereka. Ini nggak hanya bikin mereka merasa jadi bagian dari acara, tapi juga mendorong mereka untuk berbagi pengalaman mereka dan berhasil memperluas jangkauan acara secara organik. Promosi Lintas Platform yang Efektif Ruangguru nggak cuma mengandalkan satu atau dua platform untuk promosi. Mereka menjalankan kampanye lintas platform yang melibatkan situs web mereka, aplikasi Ruangguru, dan berbagai media sosial. Strategi ini yang bikin Clash of Champions dikenal luas dan bisa menjangkau audiens di berbagai platform digital. Cara yang sangat efektif untuk memperluas jangkauan dan memastikan acara ini tetap jadi topik hangat di berbagai kalangan. Konten Menarik dan Interaktif Ruangguru juga fokus pada pembuatan konten yang menarik dan interaktif. Mereka mengintegrasikan elemen gamifikasi, seperti kuis dan voting, serta konten eksklusif yang melibatkan audiens secara langsung. Pendekatan ini menjaga interaksi tetap tinggi dan membuat audiens terus kembali untuk konten lainnya. Menggunakan Influencer untuk Memperluas Jangkauan Selain promosi internal, Ruangguru bekerja sama dengan influencer untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan awareness acara. Sorotan dari strategi ini adalah kehadiran Hoe Seongbeom sebagai Guest Quiz Master, seorang influencer Korea yang juga peserta dari University War. Kehadiran Seong Beom menambah daya tarik acara secara internasional dan membantu menarik perhatian penggemar K-Pop serta pengikut setianya. Memanfaatkan Ketenaran Peserta Acara Ruangguru juga memanfaatkan ketenaran peserta acara mereka untuk meningkatkan buzz seputar Clash of Champions. Dengan melibatkan peserta yang sudah terkenal atau memiliki pengikut besar, mereka dapat menarik perhatian lebih banyak orang. Pengikut peserta biasanya akan ikut terlibat dan membagikan konten terkait acara. Memanfaatkan Data dan Analitik untuk Optimalisasi Ruangguru cerdas dalam memanfaatkan data dan analitik dari media sosial untuk menyesuaikan konten dan strategi mereka. Data ini membantu mengoptimalkan kampanye, seperti menentukan waktu terbaik untuk posting dan menargetkan audiens dengan lebih tepat. Pendekatan berbasis data ini memastikan setiap langkah kampanye memberikan dampak maksimal. Dengan strategi matang dan pendekatan berbasis data, Ruangguru berhasil membuat Clash of Champions tidak hanya menarik tetapi juga viral di media sosial. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan berbagai platform digital, mereka sukses meningkatkan awareness, engagement, dan menjadikan acara ini populer di kalangan audiens. Mau tahu lebih banyak tips dan trik pemasaran digital yang efektif? Yuk, kunjungi blog kami untuk berbagai insight menarik lainnya! Artikel, Digital Marketing Menguak Strategi Ruangguru di Balik Kesuksesan Clash of Champions August 14, 2024 Artikel, Digital Marketing “Share a Coke” Coca-Cola: Kisah Sukses Kampanye yang Menghadirkan Personalisasi Merek October 25, 2023

Menguak Strategi Ruangguru di Balik Kesuksesan Clash of Champions Read More »

“Share a Coke” Coca-Cola: Kisah Sukses Kampanye yang Menghadirkan Personalisasi Merek

Ilham Surya Vendri 25/10/2023 “Share a Coke” Coca-Cola: Kisah Sukses Kampanye yang Menghadirkan Personalisasi Merek Di dunia pemasaran, terdapat kampanye-kampanye yang muncul sebagai titik terang, membawa inspirasi, dan menciptakan kejutan besar dalam industri. Salah satu contohnya adalah kampanye “Share a Coke” dari Coca-Cola. Bagaimana merek minuman bersoda global yang sangat ikonik seperti Coca-Cola berhasil mempertahankan dominasinya dan sekaligus memperkuat ikatan dengan pelanggannya? Artikel ini akan membongkar rahasia kesuksesan kampanye “Share a Coke” ini secara rinci, merinci elemen-elemen kunci yang mengubahnya menjadi sukses fenomenal, serta menawarkan wawasan berharga bagi pemasar yang ingin mengadopsi strategi serupa dalam upaya pemasaran mereka Kampanye “Share a Coke”: Latar Belakang dan Konsep Pada tahun 2011, Coca-Cola Australia membuat langkah berani dengan meluncurkan kampanye “Share a Coke.” Konsep kampanye ini sangat sederhana namun berani: menggantikan logo Coca-Cola yang ikonik pada label botol dengan nama-nama pribadi populer. Ini adalah langkah yang sangat berani dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam dunia pemasaran minuman bersoda. Bagaimana sebuah merek dengan kehadiran global bisa menciptakan kampanye yang mempersonalisasi produknya untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan pelanggan? Mari kita telaah faktor-faktor yang menjadikan kampanye ini sukses. Personalisasi Merek yang Unik: Menjadi Bagian dari Kisah Salah satu aspek terpenting dari kesuksesan kampanye “Share a Coke” adalah bagaimana personalisasi yang sangat unik ini memberikan sentuhan pribadi pada merek. Dengan mencetak ribuan nama pribadi berbeda pada label botol, Coca-Cola menciptakan pengalaman yang benar-benar personal bagi pelanggannya. Ini bukan lagi hanya minuman bersoda yang dihadirkan, tetapi sebuah produk yang merayakan nama mereka dan membuat mereka merasa diperhatikan secara khusus oleh merek tersebut. Dalam era di mana banyak pelanggan menginginkan pengalaman yang pribadi dan berarti, langkah ini sangat efektif dalam membina ikatan yang mendalam. Keterlibatan Pelanggan yang Tinggi: “Share a Coke” di Media Sosial Coca-Cola tidak hanya menghentikan langkah mereka pada personalisasi label botol. Mereka lebih jauh lagi dengan mendorong pelanggan untuk berbagi pengalaman mereka dengan produk ini di media sosial. Dengan mengusung tagar #ShareACoke, Coca-Cola mengundang pelanggan untuk berpartisipasi aktif dalam kampanye ini. Ini menciptakan gelombang besar dari keterlibatan pelanggan, yang merasa lebih dekat dengan merek ini. Mereka merasa seolah-olah mereka adalah bagian dari cerita “Share a Coke.” Sekarang, jika Anda membuka media sosial selama musim panas, Anda akan dengan mudah menemukan gambar-gambar orang yang tersenyum, berpose, atau tertawa bersama botol Coca-Cola yang mengandung nama mereka sendiri atau teman-teman mereka. Inilah keajaiban dari keterlibatan pelanggan yang tinggi. Mereka merasa memiliki dan terlibat dalam merek, bukan hanya sebagai konsumen biasa. Multiplatform Marketing: Mencakup Semua Saluran Kampanye “Share a Coke” Coca-Cola adalah contoh sempurna tentang bagaimana merek dapat memanfaatkan berbagai saluran pemasaran untuk mencapai audiens yang lebih luas dan beragam. Mereka tidak hanya mengandalkan label botol untuk menyampaikan pesan mereka. Kampanye ini mencakup iklan televisi yang kuat, media sosial yang aktif, pengalaman langsung di toko, dan bahkan situs web interaktif yang memungkinkan pelanggan mencari dan memesan botol dengan nama mereka. Ini adalah perpaduan yang luar biasa dari pemasaran tradisional dan digital yang berhasil mencapai berbagai segmen pelanggan. Ciptakan Emosi Positif: Kebahagiaan dan Berbagi Momen Pendekatan Coca-Cola dalam menciptakan emosi positif melalui kampanye “Share a Coke” sangatlah efektif. Mereka memusatkan kampanye ini pada momen-momen kebahagiaan, persahabatan, dan berbagi. Iklan-iklan mereka menampilkan orang-orang yang tersenyum dan berbagi momen-momen spesial bersama botol Coca-Cola yang mengandung nama mereka. Ini menciptakan koneksi emosional yang kuat dengan pelanggan dan menghubungkan merek ini dengan pengalaman positif dalam hidup mereka. Kontinuitas dalam Kesuksesan: Meneruskan Perjalanan Salah satu kunci kesuksesan kampanye “Share a Coke” adalah bahwa Coca-Cola melanjutkan kampanye ini dari tahun ke tahun. Ini menciptakan ekspektasi di kalangan pelanggan yang setiap tahun menantikan momen ketika nama mereka atau nama teman akan muncul di label botol Coca-Cola. Inilah bagaimana Anda membangun kesetiaan pelanggan jangka panjang dan menciptakan pengulangan positif dalam pikiran mereka. Kreativitas yang Berani: Penggantian Logo yang Ikonik Penggantian logo Coca-Cola yang ikonik dengan nama-nama pribadi adalah langkah yang berani. Mereka meresikokan kemungkinan kehilangan sebagian identitas merek mereka demi mendapatkan pengakuan dan perhatian yang besar. Namun, langkah ini membuktikan bahwa terkadang, risiko kreatif adalah yang terbaik. Sensasi dan rasa penasaran yang tercipta di kalangan pelanggan tidak dapat diukur dengan kata-kata. Orang-orang ingin melihat apakah nama mereka ada di botol. Pembelajaran yang Dapat Diambil Kampanye “Share a Coke” Coca-Cola adalah contoh nyata bagaimana personalisasi, keterlibatan pelanggan, dan emosi positif dapat mengubah permainan dalam dunia pemasaran. Artikel, Digital Marketing “Share a Coke” Coca-Cola: Kisah Sukses Kampanye yang Menghadirkan Personalisasi Merek October 25, 2023 Artikel, Digital Marketing Digital Marketing 101 : Apa Itu Digital Marketing? October 21, 2023

“Share a Coke” Coca-Cola: Kisah Sukses Kampanye yang Menghadirkan Personalisasi Merek Read More »

Digital Marketing 101 : Apa Itu Digital Marketing?

Rizki Fajri 21/10/2023 Digital Marketing 101 : Apa Itu Digital Marketing? Sebagian dari kita mungkin telah familiar dengan arti kata “Marketing & Marketer“. Istilah marketing berkembang cukup luas seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan pemasaran di zaman modern ini, salah satunya dikenal pula istilah “Digital Marketing” yang artinya pemasaran yang dilakukan secara digital. Marketing (Pemasaran) adalah serangkaian aktivitas bisnis guna memperkenalkan produk, jasa, atau layanan ke masyarakat luas, mulai dari kegiatan promosi, distribusi, penjualan, hingga tahap pengembangan produk. Nah, Pemasaran Digital atau Digital Marketing adalah suatu konsep dalam aktivitas pemasaran bisnis untuk mempromosikan brand serta produknya agar menjangkau audiens potensial di internet menggunakan berbagai jenis media digital. Apa sih “Digital Marketing”? Mengutip beberapa definisi Digital Marketing menurut para ahli, yuk simak. Josua Tarigan dan Ridwan Sanjaya (2009) “Pemasaran digital adalah kegiatan pemasaran termasuk branding yang menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring sosial. Tentu saja pemasaran digital bukan hanya berbicara tentang pemasaran internet.” Heidrick dan Struggles (2009) “Digital marketing adalah sebuah hal yang menggunakan dunia digital dalam melakukan periklanan. Kegiatan yang dilakukan tersebut memang tidak menggembar-gemborkan secara langsung. Namun, hal tersebut tetap memiliki efek yang sangat berpengaruh.” Nah sederhananya adalah pemasaran produk atau jasa memanfaatkan media digital dengan menjangkau konsumen secara tepat. Di dalam pemasaran digital marketing, kita sangat membutuhkan sosial media sebagai alat untuk melakukan promosi sebuah brand ataupun untuk menjangkau para calon konsumen yang tersebar luas di seluruh dunia. Banyak yang mengatakan bahwa sosial media adalah media digital marketing yang sangat efektif. Ini karena tidak terlepas dari tiga alasan berikut: Sosial media dapat menjangkau banyak orang Jumlah pengguna yang sangat banyak Biaya yang diperlukan untuk menggunakannya bisa dibilang relatif lebih kecil dibanding media yang lainnya Social media memiliki peran penting dalam strategi digital marketing karena dapat meningkatkan brand awareness. Social media memegang arti yang sangat penting dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Seluruh masyarakat dunia sudah bisa menggunakan social media dan di pastikan jumlahnya masih akan terus bertambah. Artikel, Digital Marketing Digital Marketing 101 : Apa Itu Digital Marketing? October 21, 2023 Artikel, Desain Taste Desainer Grafis Terhadap Warna October 19, 2023

Digital Marketing 101 : Apa Itu Digital Marketing? Read More »

Taste Desainer Grafis Terhadap Warna

Dodi Amijaya 19/10/2023 TASTE  DESAINER GRAFIS TERHADAP WARNA Desain grafis bukan hanya tentang membuat visual yang “eye catching”, bukan juga tentang kecakapan skill menggunakan tools, tetapi bagaimana sebuah grafis dirancang dengan elemen-elemen yang selaras dan harmoni berdasarkan azaz-azaz desain. Asyik, terdengar seperti kalimat pembuka BAB 1 skripsi anak DKV, ya. Tenang, kita tidak akan mengarah ke sana. Sesuai dengan judul di atas, penulis akan membahas pentingnya seorang desainer grafis mengasah taste terhadap spektrum warna. karena sebagai seorang desainer grafis, kita akan selalu dihadapkan pada hal yang beririsan dengan elemen-elemen seni, salah satunya warna. Desain Grafis Iya, betul, desain grafis dalam konteks desain komunikasi visual tidaklah sama dengan seni terutama seni murni. Seni murni itu lebih “liar”, bebas dan tidak absolut, bahkan terkadang mengandung unsur ego dari sang seniman. Dalam seni murni, ketika kita menggoreskan suatu bentuk berwarna hijau di atas kanvas, lalu kita sebut itu sebuah dedaunan, akan sangat sah-sah saja jika orang lain yang melihat menganggap itu serpihan kue putu. Sama sekali tidak membuat karya kita menjadi jelek atau gagal. Karena sejatinya seni murni memang untuk dinikmati secara secara soul to soul. Kembali ke desain grafis. Sebuah sub bidang keilmuan seni yang dikategorikan sebagai seni modern yang menuntut sense of art tetapi dibatasi oleh prinsip-prinsip yang mengikat. Maka dalam desain grafis, jika kita membuat sebuah objek berwarna hijau lalu menyebutnya sebagai dedaunan, maka menjadi suatu keharusan objek tersebut harus terlihat sebagai dedaunan juga oleh orang lain yang melihatnya. Jika orang lain menganggap itu kue putu, maka jelas ada yang salah dengan apa yang sedang kita rancang dan akibatnya juga akan sangat fatal. Penulis beri contoh kasus. Sebut saja “R” asal kota “P” seorang desainer grafis, memiliki client seorang pebisnis skincare khusus pria. Client meminta “R” untuk melakukan branding terhadap produknya. Maka, “R” sebagai seorang desainer seharusnya sudah menguasai konsep dasar mengenai warna, memahami psikologi warna, dan apa yang akan ia buat hasilnya sangat bergantung pada taste “R” terhadap spektrum warna. Jika “R” mengusai psikologi warna, ia pasti akan memilih warna-warna yang representatif dengan target pasar si produk skincare, yaitu pria, sehingga akan cenderung memilih warna-warna tersier seperti hitam, putih, navy dan warna-warna pekat lainnya. Lalu pertanyaannya, Apakah “R” memiliki taste terhadap spektrum warna? Jawabannya tentu bisa “ya” dan “tidak”. Jika “ya” maka “R” akan sangat mudah menemukan warna apa yang paling tepat untuk dikombinasikan agar hasil branding-nya sesuai dengan target produknya. Tidak sekedar enak dipandang mata, bergelimang shape yang atraktif, dan style ter-update, tetapi juga pesan yang dibawa oleh brand ter-delivery dengan baik kepada khalayak sesuai target pasarnya. Taste terhadap warna Yang penulis maksud sebagai taste terhadap warna di sini adalah, kemampuan seorang desainer grafis melakukan “tek-tok” dengan sense, memori dan chemistry yang ada di dalam dirinya sendiri terhadap ratusan spektrum warna yang tersedia di color palette. Alih-alih memilih warna “candlelight orange”, bisa saja seorang desainer grafis memilih “kuning dangdut” sebagai perpaduan warna di dalam desainnya jika ia tidak memiliki taste of color yang baik. Lalu pertanyaannya, bagaimana kiat seorang desainer grafis membangun taste terhadap spektrum warna? Tentu saja dimulai dari melatih sense of art. Caranya dengan memperbanyak melihat referensi berbagai desain-desain grafis profesional, melatih memori dengan memperhatikan detail elemen per elemen desain para expert, termasuk cara mereka mengkombinasikan warna pada tema tersebut dan yang tidak kalah penting adalah terus menambah jam terbang melalui berbagai project desain secara konsisten. Dapat disimpulkan, tidak ada cara instan bagi seorang desainer untuk membangun taste terhadap warna. Butuh waktu, pengorbanan, dan konsistensi untuk sampai pada titik tersebut. Itulah sebabnya kita dapat membedakan seorang desainer expert dengan seorang pemula atau bahkan desainer self pro claim hanya dengan melihat mood desain yang ia buat, salah satunya dari warna yang ia pilih. Meskipun tools, brief dan referensi yang digunakan sama. Untuk lebih detail mengenai kiat-kiat mengasah taste of color sebagai seorang desainer grafis, akan penulis bahas di artikel selanjutnya, ya. Pokoknya “kalo rame, lanjut part 2”. Sebagai penutup, penulis akan spill siapa desainer berinisial “R” yang dimaksud pada contoh kasus di atas. Tolong dirahasiakan, jangan beri tahu siapapun apalagi kepada orang yang belum membaca artikel ini. Jadi, “R” tersebut adalah Riyanto, seorang desainer grafis level medioker asal kota Probolinggo. Bukan Rizki, Rio apalagi Rahmat asal kota Payakumbuh. Bukan sama sekali. (Amj) ADS, Artikel TASTE  DESAINER GRAFIS TERHADAP WARNA October 19, 2023 ADS, Artikel Masih Powerfulkah Meta Ads di tahun 2024 ? October 16, 2023

Taste Desainer Grafis Terhadap Warna Read More »

Masih Powerfulkah Meta Ads di tahun 2024 ?

Putra bin Aldabiyah 16/10/2023 Masih Powerfulkah Meta Ads di tahun 2024 ? Meta Ads adalah platform periklanan online yang populer di kalangan marketer dan pebisnis. Meta Ads adalah sebuah platform yang memungkinkan pengiklan untuk menampilkan iklan mereka di berbagai sosial media milik Meta seperti Instagram dan Facebook, situs web dan aplikasi. Dengan beragam opsi targeting dan pengukuran kinerja yang canggih, Meta Ads memungkinkan pengiklan untuk mencapai audiens yang tepat dan mengoptimalkan pengeluaran iklan mereka. Saat ini Meta Ads dinilai sebagai media pemasaran yang efektif, sebab Meta merupakan alah satu jejaring sosial media yang memiliki banyak pengguna di pasar nasional maupun  internasional. Adanya big data pengguna platform meta, memungkinkan pebisnis atau marketer menjangkau pasar yang lebih luas. Lantas, masih powerfullkah Meta Ads digunakan tahun 2024?, berikut ulasannya Pengguna Platform Meta Masih tertinggi didunia, Indonesia Peringkat ke-4 Berdasarkan data Napoleon Cat, Pengguna Instagram di Indonesia hingga agustus 2023 mencapai 116 juta atau naik 6,54 % dari bulan sebelumnya, sedangkan Facebook mencapai 205 juta pengguna atau naik 7,31 % dari bulan sebelumnya Dengan data yang begitu besar, tentu semakin tinggi peluang marketer untuk menjangkau audiens yang lebih besar  menggunakan Meta Ads. Bisa dikatakan meta ads, masih powerfull untuk digunakan di tahun 2024. Tidak Hanya Audiens yang luas, Meta ads menawarkan periklanan online yang tertarget dan  spesifik. Pemilik bisnis bisa membuat iklan sesuai dengan pasarnya masing-masing, sehingga produk / jasa yang ditawarkan bisa tepat sasaran, efektif dan efisien. Tidak hanya itu, marketer bisa menarget ulang (retargeting) audiance yang sudah pernah terpapar iklan/tertarik dengan iklan yang ditayangkan. Dan juga Meta Ads bisa mencarikan audience yang sama (look alike) dengan audience sesuai keinginan marketer. Meta Ads Mudah dipelajari dan digunakan Sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak, Platform meta juga sangat memudahkan pengguna untuk berinteraksi di jejaring sosial media. Instagram dan Facebook sudah menjadi kebiasaan bagi pengguna internet. Hal inilah yang menjadi peluang bagi marketer untuk bisa beriklan secara online. Dengan kemudahan media sosialnya, Meta juga menawarkan jasa periklanan Meta Ads yang mudah dipelajari dan digunakan, tidak hanya bagi pemilik modal besar, skala usaha kecil, mikro dan menengah tetap bisa menggunakan Meta Ads, terbukti banyaknya umkm tumbuh dan berkembang lewat Meta Ads. Biaya Terjangkau dan Efektif – Bahkan Bisa Gratis Sebagai pemilik bisnis, menekan biaya promosi dan memaksimalkan pemasaran tentunya menjadi bahan pertimbangan untuk mendatangkan traffic ke toko online maupun offline,  website ataupun profile media sosial. Platform Meta menawarkan Jasa periklanan mulai dari yang gratis (organic traffic) ataupun yang berbayar (paid) dengan biaya terjangkau. Untuk jasa periklanan meta versi gratis, marketer bisa memanfaatkan traffic organic dari sosial media itu sendiri. Mulai dari membuat konten yang relate dengan audiance, menggunakan fitur marketplace di facebook hingga aktif membangun interaksi denganaudience. Untuk paid traffic, marketer bisa menggunakan fitur Boost post dan Dashboard business manager di platform Meta Ads. Itulah beberapa ulasan kenapa Meta Ads Masih powerfull untuk digunakan ditahun 2024, tertarik untuk mempelajari Meta Ads lebih lanjut untuk pengembangan bisnis, yuk diskusi bersama Rahmatan Lil Alamin Digital Marketing Agency [ <- Klik link berikut ] Artikel, Desain Taste Desainer Grafis Terhadap Warna October 19, 2023 ADS, Artikel Masih Powerfulkah Meta Ads di tahun 2024 ? October 16, 2023

Masih Powerfulkah Meta Ads di tahun 2024 ? Read More »